"Mengenalmu melemahkanku, namun menjauhimu membuatku gila." (Anonim)
Malam ini rasanya aku tidak berniat sama sekali untuk mengukir dirimu melalui goresan penaku yang penuh keterbatasan ini. Hanya saja agar membuatku menjadi terbiasa, dan agar aku bukan salah 1 golongan manusia pecundang, jadi kuputuskan untuk mengabadikan bayang-bayangmu dalam tulisan ini. Maaf ya aku tidak izin terlebih dahulu, menempatkanmu menjadi objek tulisanku. Ah seandainya kau tau ini, apakah kau akan semakin marah padaku? Rasanya tanpa kau bacapun aku yakin hubungan kita memang tak pernah baik-baik saja. Tidak usah malu-malu begitu, Aku tau betapa cerdiknya kamu kala itu, dan bodohnya aku bukan? Ya, ya, ya, Terimakasih, tidak usah berlebihan begitu, bukankah itu konklusi dahulu? Tepat sebelum aku menjadi aku yang sekarang.
Kira-kira berapa dasawarsa yang lalu ya? Kau hadir penuh pesona, wibawa, meyakinkanku, bahkan melumpuhkanku pula. Ha Ha Ha, lucu jika ingat betapa menyenangkannya kamu kala itu. Saat dimana mungkin aku masih naif mengartikan cinta, kasih, sayang dan apalah itu sekawanan kata tersebut. Aku yang telah lama memutuskan dan berkomitmen agar tidak mudah jatuh hati lagi ke pelukan golonganmu, nyatanya saat bertemu denganmu semuanya cuman omong kosong belaka. Tak apa-apa, aku tidak menyalahkanmu sama sekali kok. Tenang pergilah dengan bahagia, seperti awal saat kita tak pernah saling mengenal. Bukankah itu yang aku mau? Tentu didukung perilakumu juga.
Pantas ayahku selalu berkata "Jangan mudah tertipu dengan golongan kami Nak", kemudian ku jawab, "loh kenapa Yah?" Beliau menunduk dan menatap manik mataku dengan sendu "Kami adalah manusia yang lebih dominan menggunakan rasio dibanding Qalbu, dan saat-saat itulah terkadang kami lupa bahwa Wanita kurang pantas jika hanya kami nilai dengan rasio saja tanpa melibatkan hati nurani kami Nak". Aku diam membisu mencoba mencerna setiap bait-bait kata yang beliau ucapkan kala itu. Rasanya benar-benar dejavu, bagaimana mungkin salah satu orang yang paling kupercayai di dunia ini berniat bohong kepadaku. Mustahil bukan?
Sudahlah aku tidak mau jika tulisanku ini hanya menyudutkanmu saja, tapi satu yang bisa kuambil dari pengalaman di masa lalu. Nyatanya keberadaanmu dengan segala usahamu yang menurutku cukup meyakinkan tidak pernah membuatmu puas atas caraku merespon itu semua bukan? Untunglah, andaikata dulu aku seperti kebanyakan wanita yang mudah jatuh pada pesona fanamu, mungkin sekarang kita sedang hidup dalam lingkaran cinta yang penuh pura-pura belaka. Sudah jangan mencoba mengelaknya, aku tau kamu baik, ah lebih tepatnya semua pria di dunia ini baik. Hanya saja ada beberapa pengecualian yang kutegaskan dari awal aku mencoba memasuki dunia kedewasaan. Bagiku untuk pria yang hanya menjadikan wanita sebagai objek penjelajahan hati itu sama sekali tidak etis, yah kenapa aku bahas etika disini ya hehehe. Bukan-bukan gini saja deh aku perbaiki pilihan diksinya, untuk pria yang hanya menjadikan seorang wanita menjadi objek percobaan hati dan objek percobaan trik-trik berjuang, kalian semua kurang gentle! Yah maaf aku pakai tanda seru :(.
Wanita itu mulia Sayang, karena ternyata takdir memilih bahwa untuk menjadi seorang Ibu haruslah wanita. Jadi kumohon setelah ini jangan terlalu dominan menempatkan wanita sebagai pelabuhan ketidakpastian yang kalian tawarkan. Tidak-tidak aku tidak ingin memarahi pria, bagaimana bisa aku mau marah-marah, karena di sisi lain aku sangatlah menyayangi ayahku, dan nanti juga suamiku hehehe. Aku hanya berharap dengan menulis ini bisa menjadi salah satu saksi atas sedikit bayang-bayang yang terlintas di otakku. Aku juga berniat mengajak semua wanita agar mereka lebih mawas diri, sungguh tanpa sebuah pengakuan dan penetapan dari manusia, nyatanya kita semua terlahir istimewa sayang! Dan sangat disayangkan jika keistimewaan yang telah melekat pada diri kita menjadi kabur hanya karena wabah-wabah penyakit bucin yang para pria tebarkan cuma-cuma. Bukankah itu salah satu bukti ketidakbertanggung-jawaban dan ketidakbijaksanaan mereka.
Ketahuilah bahwa intan permata yang indah akan selalu dicari oleh setiap kalangan, akan selalu didamba oleh setiap lapisan manusia, akan selalu diimpikan oleh setian insan tanpa terkecuali. Namun 1 yang pasti, bahwasanya intan permata tidak akan bisa digapai oleh mereka yang biasa saja. Seleksi alam pasti akan berlaku. Maka bijaklah dalam setiap berperilaku, karena masa muda kita terlalu berharga jika hanya berpacu pada apa yang fana yang selalu kita sebut cinta semu.
Untuk para pria, tolong jika belum siap dan berniat menghalalkan calon ibu dari anak-anakmu nanti. Maka jagalah dia terlebih dahulu dengan cara-cara yang sesuai dengan Syari'at Islam. Dan untuk para wanita, tolong jika belum siap dan berniat dihalalkan maka menunggulah, menantilah dan berbenahlah terlebih dahulu sesuai dengan Syari'at Allah. Bukankah lebih baik jika kalian sama-sama memperbaiki kualitas diri dari segala hal. Niatkan semua perubahan ke arah lebih baik kita untuk menggapai ridho Allah Ta'ala hanya itu, jangan sampai niat kita berubah hanya agar dijodohkan dengan yang sholeh/sholehah. Aamiin. Biar apa yang aku tulis punya pijakan yang kuat dan mendasar, ini aku kutipkan Kalam Allah yang amat sempurna dan mulia "Dan Janganlah kamu mendekati Zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk". (QS. Al-Israa' : 32).
Kau tau? Pasti belum tau kan hehehe, aku dan wanita di luar sana selalu mengharapkan seorang pangeran yang istimewa pula. Yang tumbuh dan berkembang dari kerasnya dunia tapi ia lembut pada kami, yang hidup dalam bengisnya dunia, tapi ia tidak pernah sedikitpun punya niat dan perilaku yang bengis kepada ibunya dan juga wanita-wanita lain di luar sana. Camkan baik-baik wahai para pria, bahwasanya kami tidak perlu serentetan rayuan manismu saat ini, apalagi hadiah coklat, bunga, boneka dan sejenisnya yang hanya kau tebar pada setiap wanita. Maaf kami tidak semurah dan semudah itu ditaklukan :(. Kami hanya akan menunggu gombalan sebagai candaan dan rayuan yang akan membuat kami tersipu malu nanti, cinta kasihmu, pengabdianmu, pengorbananmu yang kelak juga akan kami balas dengan patuh, teduh dan penuh kerelaan hati serta dedikasi. Namun kesemuanya itu hanya akan terjadi jika kamu telah membuktikan kepada kami tepatnya seusai kamu berjabat tangan dengan ayah kami dan pada saat bersamaan pula seluruh saksi yang datang serentak berkata "SAH". Sungguh hal itu lebih indah bukan? Dibandingkan segala apa yang akan kami rasakan tanpa naungan yang halal secara agama dan negara. Alhamdulillaah, Tabarakallaah, Jazamukullaah Khair 💕
Dari Kami,
Wanita yang menunggumu datang dan menjemput kami dengan kualitas istimewa🙂
😍
BalasHapus